Senin, 16 Mei 2011

CB Dekil Pengantar Bidadari Kecil

Roda pesawatku trus berjalan selaknya planet-planet yang selalu beredar mengelilingi sang pencerah. Walaupun umurnya jauh lebih tua dari aku namun, setiap putaran rodanya sangat berarti bagi hidupku. Mungkin dengan berputarnya roda-roda pesawat tuaku itu sudah cukup bagiku. Tak pernah ada dalam butiran angan-anganku maupun pundi-pundi dalam mimpiku, Pesawat tua yang kusam, hitam kelam, dekil, ternyata mampu mengantar bidadari kecil yang selalu melekat dalam setiap aliran darah ini.

Suara gemuruh lubang hitam dalam setiap tekanan sekher yang terpasang rapi dalam susunan pesawat-pesawat modern yang ditunggangi oleh harimau-harimau berseragam yang menganggap dirinya berkuasa membuatku bosan dan mengalihkan pikirannku ke pesawat tuaku. Tanpa sadar aku sudah melupakan waktu yang seharusnya dapat menuntunku ke gubukku. Dalam kesunyian selama ini yang menjauhkanku dari harimau-harimau cantik, ku tak pernah lagi mendengar suara nyaring dari hp tuaku. Mungkin ini yang terbaik yang perlu ku lakukan saat ini. Namun tak pernah kusangka, setelah kubuka new message dalam layar lcd terpampang jelas nama bidadari kecil yang selama ini ku impikan yang menanyakan CB tuaku itu. Apakah mungkin ini kesalahan operator mengirim pesan atau mungkin bidadari tu lagi error. Entahlah, yang penting bidadari itu telah melihatku yang mungkin sebelumnya transparan dalam pikirannya.

“ Terima kasih Siroooooooo.”, spontan kuucapkan terima kasih pada Cb tuaku yang selalu diam saat ku ajak bicara.

Pantas memang jika Siro mendapat penghargaan yang lebih dariku. Bidadari yang selama ini merasuki mimpi-mimpiku selayaknya siluman mimpi yang dapat mengatur indahnya mimpiku bersamanya. Kata-katanya yang merasuki inboxku pun dapat menciptakan kulkas dalam hati ini, menciptakan pelumas dalam pembuluh darahku. Tak jarang juga mulut ini tersenyum, tertawa membaca lelucon-lelucon kecil dalam pesan singkatnya. Mungkin semua organ dalam tubuh ini telah gila memikirkannya. Namun, tak masalah bagiku mengorbankan memory otakku penuh hanya untuk menampung kenangan indah tentangnya.

“ Aaaaaaaan, ngapain kamu di kamar trus?, cepat bangun !!”, omelan kakakku yang menggelegar bagai singa.

Itu pun hanya mampu menghancurkan 1.10-99999999999 dari khayalanku dan tak mampu memusnahkan seluruh memory yang telah terpasang kuat dalam otakku. Aku juga tak tahu mengapa bayangannya begitu kuat mengikat hati ini. Apa aku salah kalau memang ini yang sesungguhnya terjadi pada hidup ini? Entahlah, walaupun aku dan dia tak sedekat perangko dengan amplopnya namun, setidaknya ini dapat membuat perjalanan hidup ini berubah indah dengan balutan rasa sakit yang mungkin tak berarti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar